my word

my word

Senin, 04 Mei 2009

Wanita lebih rentang terkena AIDS

Wanita penderita AIDS di dunia kini mencapai angka 60 % dari seluruh kasus di dunia (konferensi AIDS PBB Juni 2001). Bahkan di beberapa tempat di dunia remaja wanita meiliki lima kali lebih tinggi untuk terinveksi HIV daripada remaja pria. Sejumlah penelitian dari WHO menyebutkan bahwa wanita memiliki peluang 3 kali lebih besar daripada priauntuk terkena infeksi virus HIV. Hal ini mungkin karena lapisan bagian dalam organ intim wanita (mukose vagina) labih gampang lecet saat terjadi hubungan seksual. Melalui bagian yang lecet itulah virus HIV menembus dan masuk ke peredaran darah. Selain itu, jumlah air mani laki-laki yang bertahan dalam vagina juga jauh lebih banyak daripada cairan vagina yang masuk ke lubang penis.

Sementara waita juga mengalami mas reproduksi yang khas, yaitu hamil, melahirkan dan menyusui. Sehingga proses tersebut juga berpengaruh pada peningkatan factor resiko terhadap inveksi HIV.

Gejala Penyakit AIDS

Mirip gejala flu seperti demam, nyeri otot, nafsu makan menurun, mual, sakit kepala, lemas, dan pembengkakan kelenjar.

Bagi pengidap HIV positif munculnya AIDS terlihat lewat beberapa varisi gejala. Fase awal, ditandai dengan gejala seperti lemah, keringat malam,demam,pembengkakan kelenjar, diare, dan turunnya berat badan sebelum meningkat pada tahap lebih lanjut. Gejala yang terlihat ini belum menunjukkan gejala yang khas AIDS sepenuhnya namun demikian dapat dijadikan pertanda bahwa HIV sudahmulai beraksi merusak system kekebalan tubuh. Pada tahap lebih lanjut , muncullah beberapa penyakit oportunistik yang menjadi indicator penderita AIDS , meliputi ; kanker kulit, radang paru, infeksi parasit dan jamur di system syaraf pusat, TBC paru, kanker ganas leher rahim, dan terjadi pula penurunan berat badan drastis. Munculnya penyakit – penyakit ini menandai bahwa awal dar AIDS skala penuh dimana saat ini kekebalan tubuh sudah lumpuh sama sekali.

Penanganan AIDS Pada Wanita

Penularan Virus HIV dari seorang ibu dengan HIV posotif kepada bayinya ketika terjadi persalinan dapat dicegah melaui bedah Caesar, pemberian obat-obatan, serta pengambilan tindakan yang lebih hati-hati saat persalinan.

Solusi paling utama adalah dengan memperbaiki moral melalui pendekatan psikologi dan agama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar